Doughnut: Cincin Kalori yang Bikin Hidup Lebih Manis dan Pinggang Lebih Lebar
Sejarah: Dari Lubang ke Legenda
Sebelum ada tren makan sehat, kale, dan infused water, dunia sudah lebih dulu mengenal satu makhluk menggoda bernama doughnut. History mencatat, si manis berlubang ini udah eksis sejak abad ke-19, dan konon katanya diciptakan oleh para pelaut Belanda yang doyan ngemil di kapal tapi takut adonan mentah di tengah. Solusinya? Buat lubang! Jadilah doughnut, atau dalam bahasa mereka: “olykoek” alias kue berminyak. Romantis banget, kan?
Tapi tunggu dulu, ada cerita versi Amerika juga. Seorang pelaut bernama Hanson Gregory ngaku-ngaku kalau dialah pencipta doughnut berlubang pada tahun 1847. Katanya, dia bosan makan tengah kue yang basah, lalu ditusuk pakai roda kemudi kapal. Bayangin, nyemil sambil nyetir kapal. Multitasking level dewa!
Etimologi: Nama Keren Si Bolong
Mari kita kupas soal nama. Etymology dari “doughnut” cukup sederhana: “dough” artinya adonan, “nut” artinya kacang. Tapi, jangan berharap nemu kacang di dalamnya. Dulu bentuknya memang kecil dan bulat seperti kacang, hence the name. Tapi entah kenapa, si kacang ngacir dan diganti lubang. Ironis, ya? Mungkin ini alasan kenapa hidup kita kadang kosong di tengah, kayak doughnut.
Sekarang, beberapa orang nyebutnya “donut”, karena… ya biar lebih Instagrammable aja. Sama kayak orang yang nulis “squad” padahal maksudnya cuma geng tukang nongkrong.
Tipe-Tipe Doughnut: Siapa Kamu dalam Dunia Perdonatan?
Ada banyak types doughnut yang bisa bikin dietmu gagal dalam waktu 0,1 detik. Pertama, ada glazed doughnut — favorit sejuta umat, manis, mengilap, dan licin kayak janji mantan. Terus ada jelly doughnut, isinya selai dan bisa bikin kamu kena jebakan merah di baju putih. Mau yang klasik? Coba powdered doughnut, tapi siapin tisu karena bubuk gulanya bisa bikin kamu dikira habis nyuri bedak nenek.
Lalu ada juga cruller, doughnut spiral yang kelihatan kayak kue yang nyasar di salon. Dan jangan lupa filled doughnut, isinya bisa krim, custard, atau bahkan Nutella. Dosa gula dijamin bertambah tiap gigitan.
Lubang: Yang Kosong Tapi Penting
Kita bahas bagian paling filosofis dari doughnut: the holes. Lubang ini bukan cuma estetika, tapi juga strategi. Karena bagian tengah biasanya nggak matang, lubangnya jadi solusi dapur yang jenius. Tapi, tahukah kamu bahwa lubangnya pun punya eksistensi sendiri? Di Amerika, lubang-lubang doughnut ini dijual terpisah dengan nama «doughnut holes», jadi kamu bisa makan bagian yang dulunya dibuang, kayak balikan sama mantan yang udah move on.
Lubang ini juga simbol kehidupan—kadang manis, kadang bolong. Tapi tetap dicari orang karena enaknya nggak ketulungan.
Penutup yang Nggak Ada Penutupnya
Jadi begitulah kisah doughnut: makanan manis yang penuh drama history, nama yang membingungkan (etymology-nya aja lucu), punya https://www.restaurant-les7laux.com/ banyak kepribadian (types-nya macem-macem), dan lubang yang… yah, jadi ikon sejati. Makan satu, pengen dua. Makan dua, bye-bye diet!